Keris Carang Soka Pamor Sodo Lanang

Rp1.800

In Stock

Dhapur (bentuk fisik) : Carang Soka (Luk 9)

Pamor (motif lipatan besi) : Sodo Lanang

Tangguh (perkiraan masa pembuatan) : Tuban Majapahit

Panjang Bilah : 35,5 cm

Warangka : Gayaman Surakarta kayu trembalo gandar iras kuno

Handle / Deder : Kayu kemuning bang kuno

Mendak : Parijata kuno

Pendok: Blewah Surakarta mamas ukir cukid

Share:

Deskripsi

Keris Carang Soka Pamor Sodo Lanang ini memang sangat istimewa. Memandangnya seperti memandang sebuah maha karya yang luar biasa. Yang mana pada jaman yang belum berteknologi seperti sekarang, keris dengan keindahan bentuk dan pamor seperti ini bisa dibuat. Tentu saja bukan sekadar penempaan dan pembentukan sebilah besi. Lelaku, tirakat doa senantiasa diupacarakan pada setiap penempaannya. Yang menjadikan setiap keris memiliki nilai esoteris yang tinggi. Yang sampai sekarang masih diakui bahkan oleh UNESCO dan dunia.

Keistimewaan yang paling nampak selain dhapurnya, yaitu pamornya yang membentuk satu garis membujur dari pangkal hingga ujung bilah. Pola pamor seperti ini biasa disebut dengan sebutan pamor Sodo Lanang, Sodo Sakler atau Adeg Siji. Jika menurut literatur buku pakem keris, pola pamor ini dinamai sebagai pamor Adeg. Namun semuanya benar adanya dan tidak menyimpang. Karena penamaan dan penyebutan itu bisa jadi karena kultur dan bahasa dari daerah masing-masing juga dari rasa yang diterima oleh penikmatnya masing-masing. Kalau jawanya “desa mawa cara”.

Sodo Sakler, Sodo adalah lidi, Sakler adalah satu batang, arti harafiahnya adalah Lidi Sebatang. Mungkin di setiap daerah berbeda penyebutannya, seperti ada yang menyebut adeg siji, sodo saren atau sodo lanang. Sesuai dengan namanya gambaran motif pamornya berupa garis lurus membujur sepanjang tengah bilah atau jika terdapat pada keris luk, garisnya membujur dari sor-soran hingga ujung mengikuti bentuk luk-nya.

Pada jaman dahulu keris dengan pamor Sodo Sakler/Sodo Lanang banyak dimiliki oleh para Prajurit sehubungan dengan mitos cerita yang berkembang, dimana Klenting Kuning mampu mengalahkan Yuyu Kangkang dengan memukulkan sodo lanang. Oleh masyarakat perkerisan tuahnya juga dipercaya untuk menambah kewibawaan, menaikkan tingkat kepercayan diri, untuk ketenaran (popularitas), menambah keteguhan hati, dan kuat iman, serta sebagai pagar pertahanan diri dan untuk mengusir kekuatan jahat. Pamor ini tergolong cocok untuk setiap orang. Konon pada saat Sultan Agung Raja Mataram yang paling termasyur itu memerintah, untuk mewujudkan cita-cita kebesaran Mataram, melalui Empu Supo Anom Sultan Agung berkehendak untuk yasan (membuat) tujuh pusaka kerajaan, salah satu diantaranya adalah keris berpamor Sodo Saler. Sedangkan enam pusaka yang lain adalah ; dhapur Nagasasra kinatah kamarogan, luk 3 dhapur Manglar Monga, keris Singo Barong, keris Pasopati, keris kalawijan luk 29 Kolo Bendu, dan tombak kalawijan Wulan Tumanggal. Sebatang lidi akan kurang bernilai dan lemah ketika hanya satu, tetapi dalam satu ikatan akan mampu menyapu segala-galanyanya dan tak mudah terpatahkan. Ungkapan tersebut merupakan pesan moral yang ingin disampaikan Sultan Agung yang harus terpatri dalam jiwa. setiap laskar Mataram. Untuk mencapai “Mataram yang Agung” perlu persatuan dan kebersamaan di antara Raja, kaum Bangsawan, Ulama, Umaroh, Pedagang dan Rakyat. Sultan Agung tampaknya sangat memahami pentingnya simbol persatuan dan kebersamaan untuk meraih kejayaannya.

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Keris Carang Soka Pamor Sodo Lanang”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Get Help

Help Center

Track Order

Shipping Info

Returns

FAQ

Company

About Us

Careers

Stores

Want to Collab?

Head Office

Quick Links

Size Guide

Gift Card

Account Balance

Membership

Subscriptions

Company Info

© 2024 Created with Royal Elementor Addons